DPRD Kalteng Desak Pemprov Bangun RS Provinsi di DAS Barito: “Kami Iri dengan RSUD Hanau”
PALANGKA RAYA – Anggota DPRD Kalimantan Tengah (Kalteng), Ampera A.Y. Mebas, mendorong Pemerintah Provinsi untuk membangun rumah sakit rujukan di wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) Barito. Menurutnya, pembangunan RSUD Hanau di Kabupaten Seruyan yang dinilai megah telah menimbulkan rasa iri masyarakat di DAS Barito.
“Kalau kami di DAS Barito, iri juga. Mereka di Hanau ada rumah sakit besar. Maunya di DAS Barito itu ada. Terserah aja mau di mana. Kalau mau di Bartim, ada di Ampah, sudah saya siapkan tanahnya,” kata Ampera, Jumat (25/7/2025).
Ampera menegaskan, lahan seluas 15 hektare untuk pembangunan rumah sakit sudah ia siapkan sejak menjabat sebagai Bupati Barito Timur dua periode.
“Sudah disiapkan tanahnya, ada 15 hektare. Kita iri juga itu (RSUD), itu katanya besar di sana, di Hanau,” ujarnya.
Menurutnya, keberadaan rumah sakit provinsi di kawasan DAS Barito sangat mendesak. Selama ini banyak warga, khususnya di Barito Timur, harus berobat ke Kalimantan Selatan (Kalsel) karena akses jalan yang lebih mudah.
“Masyarakat banyak yang berobat ke Kalsel, terutama masyarakat Bartim. Kalau di sana agak lebih dekat, jalannya juga ke Kalsel agak dekat dan enak,” jelas legislator PDIP dari Dapil IV ini.
Ampera juga menyinggung janji Gubernur Kalteng sebelumnya, Sugianto Sabran, yang tak pernah terealisasi hingga akhir masa jabatan, yakni membangun rumah sakit provinsi di DAS Barito.
“Waktu saya jadi bupati, ada pertemuan di Murung Raya dengan Pak Gubernur. Waktu itu ditanyakanlah masing-masing kabupaten, apa yang mau diusulkan. Saya mengusulkan rumah sakit provinsi,” ucapnya.
Namun, rencana itu sempat menjadi perdebatan karena beberapa kabupaten menginginkan lokasi berbeda.
“Supaya di DAS Barito ada rumah sakit provinsi. Lalu waktu itu ada tarik ulur antara Muara Teweh (Barito Utara) atau di Barito Timur,” jelasnya.
Ia menambahkan, Ampah cukup strategis karena berada di tengah jalur antarwilayah.
“Saya siapkan tanah dan tim provinsi sudah lihat-lihat. Saya bilang, bagus itu di Ampah, karena dari Ampah ke Tamiang Layang dan ke Buntok hanya satu jam. Sementara Ampah ke Muara Teweh dua setengah jam. Maunya di tengah-tengah,” terang Ampera.
Namun hingga kini, rencana pembangunan tersebut belum juga terwujud. “Nggak tahu juga,” katanya singkat.
Tak hanya rumah sakit, Ampera juga mengingatkan soal janji pembangunan universitas di DAS Barito yang hingga kini juga tak kunjung berjalan.
“Cuma tayangan aja (video desain). Kenapa saya bilang tayangan? Karena tanah nggak ada, pengadaan tanah juga nggak ada. Sampai hari ini nggak ada,” tegasnya.
“Lalu dijanjikanlah di DAS Barito itu Universitas Barito. Tapi cuma ada tayangan (video desain) saja. Hayalan,” pungkas Ampera.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan