Inovasi Disdik Kalteng: Dari Pinggiran Sungai Katingan Menuju Panggung Nasional

Foto: Plt Kadisdik Kalteng Muhammad Reza Prabowo saat foto bersama guru berprestasi

PALANGKA RAYA – Dinas Pendidikan Kalimantan Tengah (Disdik Kalteng) membuktikan efektivitas 13 program transformasinya. Dua guru berprestasi, Dina Fahdiani dan Rendi Indiwara, meraih penghargaan nasional setelah sukses menerapkan Program Pengembangan Kompetensi Dasar Sekolah (PKDS) Berkah dan inisiatif digital di daerah terpencil.

Prestasi ini mengemuka setelah keduanya melakukan audiensi dengan Plt. Kepala Disdik Kalteng Muhammad Reza Prabowo di Palangka Raya, Selasa (2/12/2025). Pertemuan tersebut mengulas dampak nyata program daerah yang berhasil mendorong inovasi pembelajaran hingga diakui di level nasional pada ajang Apresiasi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) 2025.

Rendi Indiwara, Peraih Terbaik 2 Dedikatif Guru SMK Nasional, menjelaskan bagaimana program PKDS Berkah menjadi tulang punggung metode pembelajaran vokasi di SMKN 1 Kasongan. Ia membawa murid-muridnya langsung ke lapangan, memanfaatkan Sungai Katingan sebagai laboratorium alam.

“Semua murid itu bisa keluar dari zona pelanggaran tanpa izin dengan melakukan pengukuran kualitas air di Sungai Katingan,” ujar Rendi.

“Dari situ anak-anak bisa menciptakan lapangan kerja baru. Sekarang ada program PKDS, sehingga sekolah sangat terbantu dengan adanya program itu,” tambahnya.

Rendi menegaskan, pendekatan berbasis proyek ini menjauhkan siswa dari potensi pekerjaan ilegal, seperti penambangan tanpa izin, dan mengarahkan mereka pada keterampilan nyata yang relevan dengan potensi lokal.

“PKDS sangat membantu menumbuhkan keterampilan di sekolah, terutama di unit koperasi,” tambahnya.

Di lokasi berbeda, Dina Fahdiani, Terbaik 1 Dedikatif Kepala SMA Nasional, memanfaatkan program digitalisasi Disdik Kalteng, seperti Kelas Digital Huma Betang dan pelatihan berbasis Learning Management System (LMS) Huma Betang. Dina mengelola SMAN 1 Katingan Hulu dengan fokus pada ketahanan pangan dan kewirausahaan kolaboratif.

“Saya membawa ketahanan pangan ini sebagai sarana kolaboratif ilmu dan sesuai pembelajaran sekarang, kulikuler,” jelas Dina.

Sekolahnya kini rutin panen sayur hingga lima kali setahun, dengan hasil penjualan yang dikelola secara digital via Facebook, memberikan dampak ekonomi langsung bagi masyarakat Tumbang Sanamang.

Keberhasilan dua pendidik ini menjadi bukti konkret bahwa ekosistem pendidikan yang dibangun Disdik Kalteng, melalui 13 program terobosan, telah memberi ruang inovasi yang berdampak nyata di masyarakat.

Follow Narasi Kalteng di Google Berita.

(Uk)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

You cannot copy content of this page