Korwil Kalteng BEM Se-Kalimantan Kecam Aksi Oknum Mahasiswa Tolak Politik Dinasti

Foto : Korwil Kalteng BEM Se-Kalimantan, Arif Bayu Basyariman. (Ist)

PALANGKA RAYA – Koordinator Wilayah (Korwil) Kalimantan Tengah (Kalteng) BEM Se-Kalimantan, Arif Bayu Basyariman buka suara soal aksi beberapa mahasiswa yang membagikan pamflet tolak pelanggaran HAM dan Politik Dinasti beberapa waktu lalu.

Presiden BEM UMPR ini menilai aksi tersebut merupakan aksi yang tidak bertanggung jawab yang dilakukan oleh oknum yang mengklaim atas nama mahasiswa Palangka Raya.

“Terkait beredarnya berita mahasiswa Palangka Raya yang menolak politik dinasti tentu tidak benar adanya, karena dalam narasi berita tersebut penyebar pamflet ini tidak ingin disebutkan namanya, tentu aksi ini dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab,”

Bayu menjelaskan, aksi tersebut dilakukan tanpa diketahui oleh BEM/DEMA di Kota Palangka raya. Selain itu, aksi tersebut disinyalir adanya kampanye hitam dengan mengiring narasi provokasi. Hal itu sangat berbahaya dan bisa memecah belah bangsa.

“Bahkan bukan hanya Kota Palangka Raya, aksi ini kita ketahui bersama memang dilakukan se-indonesia yang seakan akan terakomodir oleh pihak tidak bertanggung jawab. Dan Ini tentu sangat berbahaya, karena akan menimbulkan mis informasi yang berujung pada hoaks dimana-mana,” ujarnya.

Korwil Kalteng BEM Se-kalimantan bertekad melawan hoaks menjelang pemilu 2024, selain itu Bayu juga mengajak seluruh mahasiswa se-Kalteng untuk tidak terlibat dalam kampanye hitam yang dapat membentuk provokatif yang melahirkan konflik.

“Kami mengajak seluruh Mahasiswa se-Kalimantan Tengah untuk tidak terlibat dalam kampanye hitam, segala bentuk tindakan provokatif yang melahirkan konflik, pemalsuan informasi dan penggunaan bahasa yang kasar, serta merendahkan dan mencela para kontestan pemilu. Kita berharap pesta demokrasi di tahun ini harus menjadi demokrasi yang substansif dan berorientasi public,” pungkasnya.

Follow Narasi Kalteng di Google Berita.

(de)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar

  1. Tiyoko Wijaya

    Kejadian 98 dan adanya pelanggaran HAM itu bukan hanya sekadar black campaign mas tapi kejadian nyata dan masih dicari keadilan nya sampe skrg. Bisa bisanya seorang Korwil BEM Kalteng buat pernyataan yang bias kayak gini ke salah satu paslon, harusnya netral.

You cannot copy content of this page