PMH UPR Gelar Perayaan Dharma Santi Nyepi Tahun Baru Saka 1946
PALANGKA RAYA – Perhimpunan Mahasiswa Hindu Universitas Palangka Raya (UPR) melaksanakan perayaan Dharma Santi dalam perayaan Nyepi tahun Baru Saka1946 yang digelar di Aula Palangka UPR, Minggu 7 April 2024.
Diketahui Dharma Santi secara filosofis mengandung arti saling memaafkan antara sesama untuk meraih kedamaian.
Kegiatan tersebut mengambil tema ‘Sat Cit Ananda untuk Indonesia Jaya’. Dimana sub tema ‘Melalui Dharma Santi Universitas Palangka Raya Kita Wujudkan Sat Cit Ananda Dalam Kehidupan Dengan Menumbuhkan Kesadaran Spirit Generasi Muda Untuk Menghadapi Diversitas’.
Kegaitan ini di hadiri civitas akademika UPR, perwakilan bimas hindu Kanwil Kemenag Kalteng, Majelis Besar Agama Hindu Kaharingan Kalteng, organisasi Pemuda Hindu se-Kota Palangka Raya serta unit kegiatan mahasiswa di lingkungan UPR.
Pembina PMH UPR Ida Bagus Suryanatha menyampaikan, rangkaian Dharma Santi Nyepi ini sebelumnya telah dilaksanakan beberapa lomba diantaranya Tri Sandya, Kandayu/Kidung Suci, Lagu Rohani, Karungut dan Lomba Make Up yang diikuti oleh peserta pelajar dan mahasiswa Se-kota Palangka Raya.
“Tema yang diusung pada Dharma Santi Nyepi tahun ini memiliki makna kebahagian rohani yang tertinggi di banding dengan kebahagiaan duniawi serta mengajak generasi muda untuk menumbuhkan kesadaran dalam menghadapi diversitas atau keragaman dan bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika untuk Indonesia Jaya,” katanya.
Sementara itu, Rektor UPR yang diwakili oleh Direktur Pascasarjana UPR Prof. Dr. I Nyoman Sudyana menyampaikan, pelaksanaan Dharma Santi Nyepi ini merupakan rangkaian dari Hari Raya Suci Nyepi yang dimana sebelumnya umat Hindu telah melaksanakan Catur Bratha Penyepian.
Catur Bratha Penyepian kata dia terdiri dari Amati Karya (tidak bekerja), Amati Lelungan (tidak bepergian), Amati Geni (tidak menyalakan api), dan Amati Lelanguan (tidak bersenang-senang) dimana Catur Bratha Penyepian ini bermakna bagi umat Hindu untuk introspeksi, pembersihan diri dan pemulihan.
“Kesunyian yang dipraktikkan selama Nyepi melambangkan kontemplasi dan memungkinkan umat Hindu untuk merenungkan kehidupan mereka, menilai perbuatan mereka, dan memulai tahun baru dengan pikiran yang tenang dan hati yang suci,” ungkapnya.
Selain itu, nyepi juga merupakan cara untuk menjaga keseimbangan alam dan hubungan antara manusia dan alam semesta. Dengan menghentikan semua aktivitas manusia, Nyepi memberikan kesempatan bagi alam untuk beristirahat dan pulih dari gangguan yang ditimbulkan oleh kehidupan sehari-hari.
“Perayaaan Nyepi kali ini bersamaan dengan bulan puasa Ramadhan, momentum tersebut mengajarkan bahwa toleransi dan hidup rukun berdampingan antar umat beragama dan sikap saling menghormati dalam menjalankan agama adalah modal besar bangsa indonesia untuk menjadi bangsa yang jaya,” pungkasnya.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan