Kalteng Tampil Cemerlang, TPID Dapat Apresiasi atas Pengendalian Inflasi yang Sukses

Foto: Asisten Ekbang Setda Provinsi Kalteng, Sri Widanarni (kiri), ikuti rakor inflasi daerah secara virtual. (MMC Kalteng)

PALANGKA RAYA – Asisten Perekonomian dan Pembangunan (Ekbang) Sekretariat Daerah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), Sri Widanarni, mengikuti Rapat Koordinasi (Rakor) Inflasi Daerah secara virtual di Ruang Rapat Bajakah Kantor Gubernur Kalteng, Senin, 9 September 2024. Rakor tersebut dipimpin oleh Direktur Jenderal Bina Pembangunan Daerah (Ditjen Bangda) Kementerian Dalam Negeri, Restuardy Daud.

Dalam arahannya, Restuardy menyampaikan bahwa berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi nasional pada bulan Agustus 2024 tercatat sebesar 2,12 persen year-on-year (y-o-y).

WhatsApp Image 2025-04-18 at 16.25.13
WhatsApp Image 2025-04-02 at 13.18.03

“Angka tersebut masih berada dalam target nasional yaitu 2,5 persen plus minus 1 persen,” jelasnya.

Ia juga menambahkan bahwa inflasi bulan Agustus 2024 dibandingkan dengan Juli 2024 mengalami deflasi sebesar 0,03 persen month-on-month (m-t-m), yang utamanya disebabkan oleh penurunan harga di sektor makanan dan minuman. Restuardy mengapresiasi para kepala daerah yang terus mengawasi inflasi di wilayah masing-masing.

Namun, ia mengingatkan bahwa ada lima daerah di minggu pertama September 2024 yang masih mengalami inflasi tinggi. Restuardy meminta agar kepala daerah di wilayah-wilayah tersebut lebih waspada terhadap lonjakan harga pangan tertentu.

“Bagi daerah yang mengalami deflasi, penting untuk tetap menjaga proporsi harga agar stabil,” tegasnya.

Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M Habibullah, memaparkan bahwa deflasi pada Agustus 2024 disebabkan oleh komponen harga bergejolak yang turun 1,24 persen, dengan andil deflasi sebesar 0,20 persen.

“Komoditas yang memberikan kontribusi besar terhadap deflasi adalah bawang merah, daging ayam ras, tomat, dan telur ayam ras,” ungkap Habibullah.

Ia juga mencatat bahwa kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada minggu pertama September 2024 terjadi di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, dengan peningkatan 0,49 persen akibat kenaikan harga minyak goreng, cabai merah, dan cabai rawit.

Di luar Pulau Jawa, kenaikan tertinggi terjadi di Kabupaten Paniai dengan perubahan IPH sebesar 11,53 persen, yang disebabkan oleh kenaikan harga cabai rawit, daging ayam ras, dan cabai merah.

Usai rakor, Sri Widanarni menyampaikan apresiasi kepada Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Kalteng atas kinerja luar biasa dalam menjaga inflasi di wilayah tersebut.

“Kalteng menempati posisi keempat inflasi terendah secara nasional dengan angka 1,29 persen year-on-year. Ini membuktikan bahwa TPID Kalteng bekerja nyata dan efektif,” ujar Sri.

Meski begitu, Sri mengingatkan bahwa penanganan inflasi pangan harus tetap menjadi perhatian bersama.

“Meskipun inflasi kita masih aman, diperlukan kerja sama dan perjuangan dari semua pihak agar kita dapat terus mengatasi inflasi pangan dengan baik,” tambahnya.

Turut hadir dalam rapat tersebut, Plh Kepala Biro Ekonomi Setda Provinsi Kalteng Fanny Kartika Octavianti, serta sejumlah kepala instansi vertikal dan perangkat daerah terkait.

(Sya)

Follow Narasi Kalteng di Google Berita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

You cannot copy content of this page