HTBS 2025: Dinkes Kalteng Kampanyekan Hidup Sehat dan Bebas TBC

Foto: Pemeriksaan Kesehatan yang menjadi Rangkaian Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2025 di halaman Dinkes Kalteng. (Ist)

PALANGKA RAYA – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Dinkes Kalteng) menggelar Puncak Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) Tingkat Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2025 di halaman Kantor Dinkes Kalteng, Rabu 16 April 2025.

Kegiatan ini dibuka oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), Riza Syahputra, yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalteng. Dalam sambutannya, yang dibacakan oleh Riza Syahputra, Kepala Dinas Kesehatan menyampaikan bahwa peringatan ini bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan momentum penting untuk merefleksikan kembali komitmen serta langkah nyata bersama dalam menanggulangi tuberkulosis yang hingga kini masih menjadi tantangan besar bagi kesehatan masyarakat.

WhatsApp Image 2025-04-02 at 13.18.03

“Tuberkulosis atau TBC masih menjadi penyebab kematian akibat penyakit menular tertinggi di dunia. Setelah pandemi COVID-19 mereda, TBC kembali tercatat sebagai penyakit menular paling mematikan secara global, dengan lebih dari 10 juta kasus dan jutaan kematian setiap tahunnya. TBC menyebar melalui udara dan sangat mudah menular, terutama di lingkungan padat dan tertutup. Tanpa pengobatan yang tepat dan tuntas, risikonya bisa fatal. Padahal, TBC adalah penyakit yang dapat dicegah dan disembuhkan,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan, berdasarkan Global TB Report 2024, Indonesia menempati posisi kedua tertinggi di dunia setelah India dalam jumlah kasus TBC. Diperkirakan lebih dari satu juta orang jatuh sakit setiap tahunnya, dengan lebih dari 125 ribu kematian setara dengan 14 orang meninggal setiap jam. Hal ini menunjukkan bahwa TBC tidak hanya menjadi masalah kesehatan, tetapi juga berdampak pada aspek sosial, psikologis, dan ekonomi.

“Sejalan dengan situasi tersebut, Presiden telah menetapkan penanggulangan TBC sebagai salah satu program prioritas nasional. Komitmen ini diperkuat melalui Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan TBC, yang menegaskan bahwa eliminasi TBC harus menjadi gerakan bersama lintas sektor. Komitmen ini juga dituangkan dalam Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) sebagai bentuk keseriusan pemerintah dalam menghapus TBC sebagai ancaman kesehatan masyarakat,” lanjutnya.

Di Kalteng, tantangan dalam penanggulangan TBC masih ada. Namun, upaya yang telah dilakukan mulai menunjukkan hasil positif. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, terjadi peningkatan dalam penemuan kasus, pelaksanaan investigasi kontak, serta cakupan terapi pencegahan.

Peringatan HTBS tahun ini mengangkat tema global “Yes! We Can End TB: Commit, Invest, Deliver” dan tema nasional “GIATKAN: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata”. Selama satu bulan terakhir, Dinkes Provinsi Kalteng telah mengadakan berbagai kegiatan edukatif yang menjangkau masyarakat luas.

Kegiatan tersebut meliputi edukasi melalui media daring, kampanye informasi melalui videotron di Bundaran Besar dan Bandara Tjilik Riwut, talkshow interaktif di RRI dan MMC Diskominfosantik Prov. Kalteng, serta kegiatan Temu Kader TBC yang menjadi ruang diskusi dan pembelajaran bersama antara kader, penyintas, dan pengelola program.

Puncak peringatan HTBS 2025 juga diramaikan dengan kegiatan senam bersama sebagai simbol gaya hidup sehat, pemeriksaan kesehatan gratis, edukasi seputar TBC, serta partisipasi dari berbagai elemen masyarakat. Kegiatan ini melibatkan tenaga kesehatan, organisasi profesi, pelajar, mahasiswa, mitra pembangunan, dan sektor-sektor terkait lainnya.

Ia mengajak seluruh masyarakat Kalteng untuk berperan aktif dalam upaya eliminasi TBC, dimulai dari mengenali gejala sejak dini, tidak ragu memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan, serta memberikan dukungan moral dan sosial kepada pasien agar dapat menyelesaikan pengobatan hingga tuntas.

“Mari kita jadikan peringatan HTBS ini bukan sekadar agenda tahunan, tetapi titik tolak lahirnya gerakan yang berkelanjutan tumbuh dari individu, keluarga, hingga komunitas demi Kalteng yang lebih sehat dan bebas TBC,” tutupnya.

Follow Narasi Kalteng di Google Berita.

(Uk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

You cannot copy content of this page