Kelangkaan Elpiji 3 Kg Di Muara Teweh, Disdagrin Barito Utara Lakukan Pengecekan Lapangan

Foto: Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Barito Utara, Dewi Handayani, bersama Tim Satgas, melakukan pengecekan ke Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE). (Istimewa)

MUARA TEWEH – Menjelang perayaan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025, warga Muara Teweh, Kabupaten Barito Utara, dihebohkan dengan kelangkaan gas elpiji 3 kg yang diiringi dengan lonjakan harga yang tidak wajar.

Keresahan masyarakat tentang sulitnya mendapatkan gas melon ini ramai diperbincangkan di berbagai media sosial seperti Facebook, Instagram, dan grup WhatsApp.

WhatsApp Image 2025-04-02 at 13.18.03

Menanggapi situasi tersebut, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagrin) Kabupaten Barito Utara, Dewi Handayani, bersama Tim Satgas, turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengecekan pada Rabu (1/1).

Tim ini mengunjungi beberapa agen dan pangkalan gas di wilayah Muara Teweh, namun sebagian besar agen tutup karena libur hari besar.

Satu-satunya pihak yang berhasil dimintai keterangan adalah Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) di Desa Hajak, Kecamatan Teweh Baru. SPBE ini bertanggung jawab atas pasokan gas untuk wilayah Barito Utara dan Murung Raya.

Pihak SPBE menegaskan bahwa pasokan gas dalam kondisi normal dan telah ditambah untuk mengantisipasi kebutuhan jelang perayaan hari besar.

Mereka menjelaskan bahwa setiap hari ada 14 Loading Order (LO) untuk Muara Teweh dan Puruk Cahu, dan jika gas diterima hari ini, maka pada esok harinya LPG sudah harus habis disalurkan.

“Stok selalu penuh, penyaluran lancar, tidak ada kendala distribusi. Jika hari ini masuk, besok langsung disalurkan,” ujar pihak SPBE.

Pihak SPBE juga membantah isu yang beredar terkait pasokan gas yang berasal dari Ampah. Mereka menegaskan bahwa suplai gas masih berasal dari wilayah Barito Utara sendiri.

Meski pasokan gas dinyatakan normal, Dewi Handayani mengakui adanya kelangkaan yang terjadi di lapangan. Menurutnya, pihak Disdagrin hanya memiliki wewenang dalam hal sosialisasi, pembinaan, dan koordinasi, sementara penindakan terhadap pelaku yang menjual gas dengan harga tinggi bukan merupakan ranah mereka.

“Kami heran, pasokan gas normal bahkan lebih, tapi kelangkaan tetap terjadi dan harga naik drastis. Penindakan terhadap pelaku nakal adalah wewenang aparat penegak hukum,” jelas Dewi.

Karena banyak pangkalan yang tutup selama libur tahun baru, pengecekan dan investigasi akan dilanjutkan pada Kamis (2/1) untuk menggali lebih jauh penyebab kelangkaan dan lonjakan harga elpiji 3 kg di Muara Teweh.

Follow Narasi Kalteng di Google Berita.

(Sya)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

You cannot copy content of this page