Tingkatkan Kualitas Pendidikan, Disdik Rencanakan Launching Aplikasi Pena Kalteng pada Hardiknas 2025
PALANGKA RAYA – Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng) melalui Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah (Disdik Kalteng) terus berinovasi menghadapi tantangan dunia pendidikan di era digital. Salah satu inovasi terbaru adalah pengembangan aplikasi berbasis digital bernama Pena Kalteng, yang ditargetkan akan diluncurkan bertepatan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2025.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, mengatakan Pena Kalteng dirancang untuk memudahkan sekolah dalam mengajukan permintaan pembelajaran sesuai kebutuhan. Melalui aplikasi ini, sekolah dapat memilih mata pelajaran seperti Bahasa Jerman atau lainnya, dan akan disesuaikan dengan ketersediaan guru-guru kompeten yang tercantum dalam daftar aplikasi.
”Semua sistem sudah kita siapkan, Insyaallah akan kita launching bertepatan dengan momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas),” ujar Reza saat meninjau pelaksanaan pembelajaran hybrid di SMAN 4 Palangka Raya, Senin 28 April 2025.
Reza menjelaskan, program tersebut tidak hanya mencakup mata pelajaran bahasa, tetapi juga seluruh mata pelajaran lain. Dengan begitu, guru dari daerah perkotaan maupun pedesaan bisa saling bertukar ilmu, berbagi materi, hingga membangun jaringan pengajaran yang lebih luas dan merata.
”Guru-guru terbaik dari pelosok sekalipun bisa berkontribusi mengajar ke seluruh Kalteng. Ini bentuk nyata pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan untuk semua,” jelasnya.
Selain aplikasi Pena Kalteng, Disdik Kalteng juga meluncurkan program pembelajaran hybrid berbasis TV interaktif dan papan tulis digital. Program ini merupakan inisiasi dari Gubernur Kalteng H. Agustiar Sabran dan Wakil Gubernur H. Edy Pratowo, yang bertujuan untuk menjangkau sekolah-sekolah di wilayah perkotaan maupun pedesaan.
Dalam implementasinya, seperti yang terlihat di SMAN 4 Palangka Raya, pembelajaran Bahasa Jepang untuk kelas XI menggunakan sistem hybrid. Guru pengajar berasal dari SMAN 2 Palangka Raya sebagai pusat pembelajaran, sementara sekolah lain mengikuti secara interaktif melalui TV dan papan tulis digital yang telah dipasang di setiap kelas.
Reza menegaskan bahwa digitalisasi ini menjadi solusi atas ketimpangan distribusi guru di Kalimantan Tengah. Dengan sistem hybrid dan aplikasi Pena Kalteng, keterbatasan jumlah guru di berbagai daerah dapat diatasi melalui kolaborasi antarsekolah.
”Setiap kelas nantinya akan diberikan papan tulis digital untuk mendukung pembelajaran interaktif. Ini solusi jangka pendek untuk pemerataan kualitas pendidikan di seluruh wilayah Kalteng,” jelasnya.
Tinggalkan Balasan