Disdik Kalteng Perbolehkan Wisuda dan Study Tour, Asal Tidak Bebani Orang Tua

Foto: Plt Kadisdik Kalteng Muhammad Reza Prabowo saat bertemu dengan para siswa. (ist)

PALANGKA RAYA – Dinas Pendidikan Provinsi Kalimantan Tengah (Disdik Kalteng) memastikan kegiatan wisuda dan study tour masih diperbolehkan di wilayahnya. Namun, pelaksanaannya harus dilakukan secara sederhana dan tidak membebani orang tua siswa, terutama dari kalangan ekonomi menengah ke bawah.

Plt Kepala Disdik Kalteng, Muhammad Reza Prabowo, menegaskan bahwa kegiatan pelepasan siswa di provinsi ini selama ini masih dalam batas kewajaran dan dilakukan dengan sederhana.

WhatsApp Image 2025-04-02 at 13.18.03

“Di Kalteng, wisuda dan study tour boleh saja dilaksanakan, asal tidak berlebihan dan tidak membebani orang tua siswa. Umumnya di sini acaranya sederhana,” ujar Reza saat ditemui pada Selasa, 29 April 2025.

Menurut Reza, sebagian besar sekolah negeri di Kalteng cenderung melaksanakan kegiatan perpisahan secara sederhana dan melibatkan komunikasi yang baik antara pihak sekolah dan orang tua siswa. Ia juga menekankan bahwa setiap permohonan kegiatan pelepasan siswa yang diajukan ke Disdik harus memenuhi sejumlah ketentuan.

“Sekolah wajib mengkomunikasikan rencana kegiatan kepada orang tua atau wali, dan pelaksanaannya harus dilakukan secara sederhana dengan biaya yang tidak memberatkan,” katanya.

Hingga saat ini, Reza menyebut belum ada laporan signifikan terkait keluhan dari orang tua mengenai beban biaya kegiatan wisuda atau study tour. Namun, Disdik tetap membuka ruang aduan apabila ada keluhan di kemudian hari.

“Selama tidak ada keberatan dari orang tua dan pihak sekolah bersikap bijak, kegiatan tersebut tetap bisa dilaksanakan,” tegasnya.

Menanggapi larangan serupa di beberapa daerah seperti Jawa Barat, Reza mengatakan setiap wilayah memiliki kondisi sosial dan budaya yang berbeda. Meski demikian, prinsip kehati-hatian tetap dijunjung tinggi.

Ia mengimbau agar satuan pendidikan tidak memaksakan kegiatan yang berpotensi menjadi beban bagi peserta didik dan keluarganya. Sebagai alternatif, sekolah dapat menggelar kegiatan yang lebih edukatif dan berdampak sosial positif, seperti pameran karya siswa, pentas seni, atau kunjungan edukatif ke destinasi lokal di Kalteng.

“Dengan cara ini, sekolah tetap bisa memberi pengalaman berharga kepada siswa tanpa harus mengeluarkan biaya besar,” ujarnya.

Langkah ini dinilai sebagai upaya menjaga keseimbangan antara nilai-nilai pendidikan, kondisi ekonomi masyarakat, dan pengalaman emosional siswa di akhir masa sekolah.

Follow Narasi Kalteng di Google Berita.

(Uk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Belum ada komentar disini
Jadilah yang pertama berkomentar disini

You cannot copy content of this page